Tugas III media film suara


BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi dari tahun ke tahun semakin berkembang pesat, apalagi di bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Adanya kemajuan TIK ini dapat digunakan dan diaplikasikan di dalam dunia pendidikan.
Banyak tokoh teknologi pendidikan, seperti Thorndike, Pressey, Pavlov, Skinner, Crowder, dan sebagainya. Edward L. Thorndike terkenal dengan teorinya law of effect, dimana belajar akan berhasil jika hasil belajar itu memberikan rasa senang kepada diri anak. Oleh karena itu setiap jawaban dari stimulus harus diikuti dengan reinforcement tertentu, sehingga anak merasakan sukses berangkai. Sidney L. Pressey memperkenalkan mesin mengajar (teaching machine) sebagai perangkat keras yang harus diisi dengan perangkat lunak. Pressey menggunakan tes objektif yang dapat dinilai sendiri oleh anak. Ivan Pavlov terkenal dengan teori condisioning dan B.F. Skinner terkenal dengan pengajaran berprogram linear. Skinner adalah orang pertama memperkenalkan programmed instruction itu, selanjutnya diikuti oleh Crowder dengan pengajaran berprograma bercabang (Danim, 2010. Hal:17).

Dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang paling dominan adalah melalui proses belajar mengajar . Menurut Sadiman (1993:6) proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi. Proses komunikasi yaitu proses menyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu kepada penerima pesan, pesan – pesan tersebut berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain kedalam simbol – simbol komunikasi visual maupun verbal. Pada hakikatnya pada proses belajar mengajar merupakan sebuah sistem, yang didalamnya memiliki berbagai komponen yang saling bekerja sama dan terpadu untuk mencapaii tujuan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan wahana dan penyampaian informasi atau pesan pembelajaran pada siswa. Dengan adanya media pada proses belajar mengajar, diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa (Waryanto, ).
Namun pada kenyataannya, perkembangan pendidikan di sekolah dengan menggunakan media pembelajaran belum tercapai secara menyeluruh apalagi dalam hal menggunakan media pembelajaran yang mengkhususkan tentang media audio-visual bergerak yaitu media film (suara). Hal ini dikarenakan kurangnya sarana media pembelajaran di kelas-kelas dan banyak lagi hambatan-hambatan yang terjadi. Ini menyebabkan tujuan pembelajaran belum dapat terwujud seutuhnya. Oleh karena itu, guru hendaknya menghadirkan media dalam setiap proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran. media pendidikan mempunyai kegunaan untuk mengatasi berbagai hambatan, antara lain: hambatan komunikasi, keterbatasan ruang kelas, sikap siswa yang pasif, pengamatan siswa yang kurang seragam, sifat objek belajar yang kurang khusus sehingga tidak memungkinkan dipelajari tanpa media, tempat belajar yang terpencil dan sebagainya
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran bergantung kepada beberapa aspek. Salah satu aspek yang sangat mempengaruhi kebehasilan pencapaian kompetensi, yaitu cara guru dalam melaksanakan pembelajaran. Kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran di Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada guru, yaitu guru lebih banyak bercerita atau berceramah. Siswa tidak banyak aktif terlibat dalam proses pembelajaran, guru tidak/jarang menggunakan media pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang bermanfaat (http://aritmaxx.wordpress.com/).
Tetapi dalam dunia pendidikan sekarang, guru dominan masih menggunakan metode ceramah dalam proses pengajarannya. Walaupun sebagian dari pengajar sudah beralih menggunakan media pembelajaran sebagai sarana pengajarannya tapi terkadang materi yang ditampilkan guru belum mampu membuat siswa/peserta didik menjadi aktif dalam pembelajaran.  Oleh karena itu paradigma lama di mana orientasi belajar lebih berpusat pada guru harus mulai ditinggalkan dan diganti dengan orientasi belajar lebih berpusat pada siswa dengan cara guru menjadi fasilitator dengan menyediakan media – media salah satunya dengan media audio visual.

B.   Identifikasi dan Batasan Masalah
Seperti yang kita ketahui bahwa media merupakan perantara yang menghubungkan antara pengirim pesan ke penerima pesan untuk mencapai tujuan tertentu. Namun dalam dunia pendidikan, terkadang pesan yang diutarakan seorang pengajar kepada anak didiknya tidak tersampaikan sesuai dengan keinginan dan tujuan yang ingin dicapai. Saat ini penggunaan media terutama media film suara lebih sering dijumpai pada perguruan tinggi dbandingkan dengan penggunaan media di sekolah-sekolah. Hal ini menyebabkan kurangnya minat peserta didik dalam belajar dan menyebabkan siswa cenderung pasif.
UNESCO (1996) menetapkan pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara sungguh-sungguh oleh pengelola dunia pendidikan, yaitu: learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be (Daryanto, 2010. Hal: 58).
Dari empat pilar di atas seharusnya kita sebagai pengajar dapat menerapkannya dalam proses mengajar bahwa anak didik itu harus learning to know, learning to do, learning to live together, dan learning to be. Tanpa adanya media yang digunakan dalam pembelajaran, maka kita sebagai pendidik tidak dapat menerapkan empat pilar di atas. Sebagaimana kita ketahui bahwa peserta didik lebih tertarik dengan belajar menggunakan media terlebih lagi media yang bergerak khususnya media yang berupa media film suara.
Dengan adanya penggunaan media ini, maka mempermudah kita sebagai pengajar dalam menyampaikan materi kepada peserta didik serta dapat menghemat waktu dan tenaga kita. Selain itu, materi yang diutarakan dapat menimbulkan minat dan semangat peseta didik dalam belajar.

C.   Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terkait dengan media film suara, yaitu:
1.    Apa yang dimaksud dengan film suara?
2.    Bagaimana karakteristik film suara itu sendiri?
3.    Apa saja tahap-tahap dalam produksi film suara?
4.    Bagaimana tahap-tahap pemanfaatan film suara dalam dunia pendidikan?
5.    Apa manfaat dalam mempelajari film suara?
6.    Dimanakah media film suara sering dimanfaatkan?

D.   Tujuan
Ditulisnya artikel mengenai media film suara ini dengan tujuan antara lain:
1.    Untuk mengetahui pengertian film suara
2.    Untuk mengetahui karakteristik dari film suara
3.    Untuk mengetahui tahap-tahap produksi film suara
4.    Untuk mengetahui pemanfaatan film suara di dunia pendidikan
5.    Untuk mengetahui tahap-tahap pemanfaatan film suara
6.    Untuk mengetahui tempat pemanfaatan film suara.

E.   Manfaat
Adapun tujuan dari penulisan artikel ini, yaitu:
1.    Sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan pendidikan dimasa saat ini
2.    Dapat digunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang melibatakan kurangnya penggunaan sarana media film suara dalam proses belajar-mengajar.
3.    Dapat digunakan untuk mengantisipasi kesenjangan dalam proses belajar-mengajar.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Film Suara
Film sebagai media audio-visual adalah film yang bersuara. Slide atau filmstrip yang ditambah dengan suara bukan alat audio-visual yang lengkap, karena suara dan rupa berada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio-visual saja atau media visual diam plus suara.  Film yang dimaksud disini adalah film sebagai alat audio-visual untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang : proses yang terjadi dalam tubuh kita atau yang terjadi dalam suatu industri, kejadian-kejadian dalam alam, tatacara kehidupan di Negara asing, berbagai industri dan pertambangan, mengajarkan sesuatu keterampilan, sejarah kehidupan orang-orang besar dan sebagainya.
Bentuk yang lama biasanya bisu. Suara disiapkan tersendiri dalam rekaman yang bisanya terpisah. Sebuah film terdiri dari ribuan gambar.  Film yang baik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar Hamalik (1985:104) mengemukakan prinsip pokok yang berpegang kepada 4-R yaitu :  “ The right film in the right place at the right time used in the right way” (http://insicoico.blogspot.com/2010/12/film-dalam-proses-pembelajaran.html).
Menurut Rayandra Asyhar, (2011, hal:67) film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses, belajar-mengajar. Ada tiga macam ukuran film, yaitu 8 mm, 16 mm, dan 35mm. Jenis pertama biasanya untuk keluarga, tipe 16 mm tepat untuk dipakai sekolah sedang yang terakhir biasanya untuk komersial. Film 8 mm karena gambarnya yang kecil bisa dipakai untuk sekelompok anak kecil atau secara perseorangan. Bentuk yang lama biasanya bisu.
Menurut Arsyad Azhar film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan kelayar pada kecepatan tertentu sehingga menjadikan urutan tingkatan yang berjalan terus sehingga menggambarkan pergerakan yang nampak normal. Film adalah gambar bergerak bersuara yang menuturkan cerita kepada penonton. Film lebih dahulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Film atau bisa disebut dengan media auidovisual dibagi menjadi dua jenis. Jenis pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu unit, dinamakan media audiovisual murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Jenis kedua adalah media audiovisual tidak murni, yakni apa yang kita kenal dengan slide, apaque, OHP dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara dari rekaman kaset yang dimanfaatkan secara bersamaan dalam satu waktu atau prosese pembelajaran (http://insicoico.blogspot.com/2010/12/film-dalam-proses-pembelajaran.html).
Sedangkan menurut Arsyad (2011, hal: 49) film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu.
Film pendidikan dianggap efektif untuk digunakan sebagai alat bantu pengajaran. Film diputar di dapan siswa harus merupakan bagian integral dari kegiatan pengajaran. Film mempunyai nilai tertentu, seperti dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar, memancing inspirasi  baru, menarik perhatian, penyajiaan lebih baik karena mengandung nila-nilai rekreasi, dapat memperlihatkan perlakuan objek yang sebenarnya, sebagai pelengkap catatan, menjelaskan hal-hal abstrak, mengatasi rintangan bahasa dan lain-lain (Danim, 2010. Hal: 19).


B.   Karakteristik Film Suara
Film menggunakan unsur gambar sebagai saranan untuk menyampaikan informasi. Film adalah kesinambungan dari fotografi. Pada mulanya masih bisu, baru kemudian unsur suara melengkapi unsur gambar. Gambar dan suara, keduanya mengandung apa yang dinamakan ekspresi.bertutur menggunakan media film adalah pertama-tama bertutur visual. Dengan demikian, apabila kita ingin menuturkan cerita melalui film, maka kita harus berfikir visual. Artinya, berfikir bagaimana suatu informasi akan disampaikan dalam bentuk gambar. Film memiliki keterbatasan waktu. Pengarang novel misalnya, bisa menentukan sendiri kapan mengakhiri novelnya. Tetapi film memiliki panjang tertentu antara 80 sampai 120 menit atau bahkan 3 jam sekalipun. Maka batasan waktu telah kita tetapkan. Adapun faktor-faktor yang dapat menunjukkan karakteristik film adalah layar lebar, pengambilan gambar, konsentrasi penuh dan identifikasi psikologis (http://insicoico.blogspot.com/2010/12/film-dalam-proses-pembelajaran.html).
Selain itu ada pendapat lain mengenai karakteristik film, yaitu:
1.    Layar yang luas/lebar
2.    Pengambilan Gambar pemandangan menyeluruh
3.    Konsentrasi penuh
4.    Identifikasi Psikologis (http://husnun.wordpress.com/)

C.   Cara Produksi Film Suara
Adapun tahapan-tahapan dalam pembuatan film adalah:
1.       Tahap persiapan
Persiapan dapat terdiri dari skenario, skripsi, storybord,anggaran dan yang lainnya.
a.    Skenario
Skenario merupakan bentuk tertulis dari keseluruhan film skenario adalah cerita dalam bentuk dasar rangkaian dan adegan-adegan yang tidak dirincikan.



b.    Skripsi.
Skripsi terdiri dari rincian naskah siap produksi yang berisi sudut pengambilan secara rinci dan spesifik serta bagian-bagian kegiatan.
c.    Storyboard
Merupakan sketsa dari momentum kunci aktivitas dapat disamakan dengan suatu comic-strip. Storyboard berisikan penjelasan gerak suara,sudut pandang kamera berikut tuntunannya.
d.    Pengumpulan materi
Tahap pengumpulan materi terdiri dari pengambilan gambar video,shooting audio, gambar diam,teks,dan animasi.
2.       Tahap Perekaman
Merupakan hasil tranfer materi kedalam aplikasi pengolah video atau yang dikenal dengan istilah capture. Proses transfer dari kamera kekomputer memerlukan konsentrasi untuk mendapatkan kualitas gambar  yang maksimal. Proses ini bisa menggunakan alat penghubung yang dikoneksikan dari kamera kekomputer dalam PC, Konektor bisa dihubungkan melalui USB.
3.       Tahap Akhir
Adalah proses penyatuan materi untuk diedit ssehingga menghasilkan film yang menarik. Ada yang perlu diperhatikan dalam pengeditan ini yaitu:
a.    Pemotongan gambar
b.    Pemberian efek tulisan
c.    Transisi gambar
d.    Pemberian efek suara
e.    Penggabungan
4.       Tahap keluaran
Merupakan hasil akhir pengeditan film. Hasil akhir bisa ditentukan untuk ditampilkan kedalam berbagai format media seperti video. VCD, DVD,atau yang lainnya (http://husnun.wordpress.com/).

D.   Cara Pemanfaatan Film Suara
Film harus dipilih agar sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hubungan film dengan tujuan pembelajaran menurut Andeson, yaitu:
1.    film untuk tujuan kognitif dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan makna sebuah konsep, seperti konsep jujur, sabar, demokrasi, dan lainnya. Disamping itu untuk mengajarkan aturan dan prinsip
2.    film untuk tujuan psikomotor dapat digunalkan untuk memperlihatkan contoh suatu ketrampilan yang harus ditiru. Misalnya, ketrampilan gerak karena media ini mampu memperjelas gerak dan memperlambat atau mempercepatnya.
3.    Film paling tepat apabila digunakan untuk mempengaruhi sikap dan tingkah laku.
Maka langkah-langkah yang harus ditempuh oleh seorang guru antara lain:
1.    Langkah Persiapan Guru, pertama-tama guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih film yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Juga perlu diketahui panjangnya film tersebut, tingkat rekomendasi film, tahun produksi dan serta diskripsi dari film tersebut. Setelah itu film tersebut diintegrasikan dengan rencana pelajaran. Sebaiknya film diujicobakan memuat rencana secara eksplisit cara menghubungkan film tersebut dengan kegiatan-kegiatan lainnya.
2.    Mempersiapkan kelas; audien dipersiapkan terlebih dahulu supaya mereka mendapat jawaban tas pertanyaan yang timbul dalam pikiran mereka sewaktu menyaksikan film tersebut.
3.    Langkah Penyajian; setelah audien dipersiapkan barulah film diputar. Dalam penyajian ini harus disiapkan perlengkapan yang diperlukan antara lain; proyektor, layar, pengeras suara, power cord, film, ekstra roll, dan tempat proyektor. Guru harus memperhatikan keadaan ruangan gelap atau tidak dan juga guru dapat menghubungkannya dengan berbagai alat lainnya
4.    Aktivitas Lanjutan dan aplikasi sesudah pemutaran film perlu ada kegiatan belajar sebagai tindak lanjut dari penggunaan film tersebut. Misalnya: diskusi, laporan dan tugas lainnya (http://insicoico.blogspot.com/2010/12/film-dalam-proses-pembelajaran.html).

E.   Manfaat Film Suara
Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hibutan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasive (http://husnun.wordpress.com/).
Film adalah alat komunikasi yang sangat membantu proses pembelajaran efektif. Apa yang terpandang oleh mata dan terdenganr oleh telinga, lebih cepat dan mudah diingat daripada apa yang hanya dapat dibaca atau hanya didengar. Dan masih banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan film sebagai media untuk menyampaikan pelajaran terhadap anak didik. Diantara keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain;
1.    Film dapat menggambarkan suatu proses misalnya proses pembuatan suatu keterampilan tangan.
2.    Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu.
3.    Penggambarannya bersifat 3 dimensional.
4.    Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni.
5.    Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat penampilan.
6.    Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperlukan.
7.    Dapat menggambarkan teori sain dan animasi.
8.    memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistic
9.    sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang
10. film sangat baik menjelaskna  suatu proses dan dapat menjelaskna suatu ketrampilan dan lain lain
11. menumbuhkan minat dan motivasi belajar (http://insicoico.blogspot.com/2010/12/film-dalam-proses-pembelajaran.html).

F.    Tempat Pemanfaatannya
Ada tiga macam film yaitu 8 mm, 16 mm, dan 35 mm. Jenis pertama biasanya untuk keluarga, tipe 16 mm tepat untuk dipakai di sekolah sedang yang terakhir biasanya untuk komersial (Asyhar,, 2011. Hal:67).
Tidak hanya di rumah maupun di sekolah, pemanfaatan film sering diputar di dalam bioskop, baik itu film mengenai keluarga, persahabatan, dan sosial. Film yang diputar di bioskop ada yang bersifat keagamaan, horror, action, drama, dan lain-lain.



BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Adapun kesimpulan untuk artikel film suara, yaitu:
1.    Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses, belajar-mengajar. Ada tiga macam ukuran film, yaitu 8 mm, 16 mm, dan 35mm.
2.    Karakteristik film, yaitu:
a.    Layar yang luas/lebar
b.    Pengambilan Gambar pemandangan menyeluruh
c.    Konsentrasi penuh
d.    Identifikasi Psikologis
3.    Tahapan-tahapan dalam pembuatan film adalah:
a.    Tahap persiapan
b.    Tahap perekaman
c.    Tahap akhir
d.    Tahap keluaran
4.    Langkah-langkah yang dilakukan seorang guru dalam pemanfaatan film suara, yaitu: langkah persiapan guru, mempersiapkan kelas, langkah penyajian, dan aktivitas lanjutan.
5.    Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hibutan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasive.
6.    Ada tiga macam film yaitu 8 mm, 16 mm, dan 35 mm. Jenis pertama biasanya untuk keluarga, tipe 16 mm tepat untuk dipakai di sekolah sedang yang terakhir biasanya untuk komersial


B.   Saran
Dengan adanya artikel ini, diharapkan kita sebagai seorang calon guru dapat memanfaatkan dan menerapkan penggunaan media pembelajaran khususnya media film suara.








http://www.mediafire.com/?hpt4dbvgx4s0wra